About
Latar belakang Pesantren Al Aziziyah III
Pondok Pesantren Al Aziziyah 3 terletak di kampung Sebaneh
sekitar 3 km utara kabupaten Bangkalan Madura
Bermula pada hari Selasa 17 Jumada al-Ula 1425 H | 06 Juli 2004
seseorang dari kabupaten Sampang menitipkan anaknya,
KH. Imam Makhsus memulai perjalanan pesantren ini
sebagai cabang PP. Raudhatul Mutaallimin Al Aziziyah 1 dan 2
Sebaneh Bancaran Bangkalan.
Pada awalnya beliau yang sudah mengajar di Al Aziziyah 1 dan 2
sejak kepulangannya selepas mukim di Makkah hampir 7 tahun itu
merasa kampung Sebaneh sudah tidak membutuhkan pesantren
namun, atas Isyarat sebagian Masyayikh di Makkah
dan petunjuk guru guru beliau di PP. Tengghinah
Tattangoh Proppo Pamekasan
pesantren Al Aziziyah 3 inipun berdiri meski tanpa nama
Semua melarang beliau menolak santri yang akan dititipkan khusus kepada beliau.
sampai akhirnya,
beberapa tahun kemudian setelah banyak masyarakat mendengar
Pengasuh Al Aziziyah 1 KH. Saiful Qohhar menyuruh agar pesantren ini
di namai Al Aziziyah 3 demi keseragaman.
Sejarah Pond. Pest. "RAUDLATUL MUTA'ALLIMIN AL AZIZIYAH 1"
Sebaneh Bancaran Bangkalan Madura Jatim 69112
Sekitar dua abad silam, di tanah Bangkalan ada seorang Ulama bernama kiai ABUDDARDA' yang di kenal dengan "kiai ibud" dengan gigih melakukan dakwah islamiyah, beliau memiliki sebuah pesantren tempat beliau mengajarkan ilmu agama islam, tepatnya di kampung "rong dhelem", kian lama pesantren itu kian berkembang, jumlah santri kian banyak, hal itu terus berlanjut hingga membuat area pesantren kiai abuddarda' tak lagi mampu menampung jumlah santri yang ada.
Melihat hal itu, seorang santri kiai abuddarda' menghadap sultan R. ABDURRAHMAN raja kraton Bangkalan yang saat itu juga di kenal dengan R. TAWANGALUN atau SULTAN BANGKALAN 1, Santri itu - yang kebetulan memiliki kedekatan dengan sang sultan - menceritakan kepada sultan perihal pesantren kiai abuddarda' dan dakwah beliau di bangkalan, dia juga mengajukan kepada Sultan untuk memberi kiai Abuddarda' lahan yang lebih luas untuk di jadikan lokasi pesantren, sultan pun mengiyakan.
Selang beberapa waktu Sultan Abdurrahman memberikan tanah di kampung "mor kembheng" kepada kiai abuddarda' untuk di jadikan lahan pesantren yang baru, akan tetapi kiai abuddarda' menolak, beliau beralasan kalau hasil istikharah beliau terhadap lokasi tersebut kurang baik, maka Sultan Abdurraman pun akhirnya memberi pilihan kepada kiai Abuddarda' untuk memilih lokasi yang beliau anggap cocok untuk di jadikan pesantren yang baru.
Kiai Abuddarda' kembali beristikharah meminta petunjuk ALLAH swt agar di berikan petunjuk untuk memilih yang terbaik, lama beliau beristikharah kemantapan hati pun akhirnya datang, sebidang tanah seluas: 17085 M2 (tujuh belas ribu delapan puluh lima meter persegi) yang terletak di kampung "sebaneh" desa bancaran sek. 4 kilo ke utara alun alun kota Bangkalan beliau pilih. sultan Abdurrahman menanyakan perihal kiai Abuddarda' memilih lokasi tersebut, kiai Abuddarda' menjawab: menurut istikharah yang saya lakukan, pesantren yang akan di bangun di tanah ini tidak akan terputus hingga hari Kiamat.
Mendengar jawaban tersebut, sultan Abdurrahman langsung mengamini keinginan beliau, "kalau begitu tanah yang anda pilih ini saya waqafkan untuk anda dan keturunan anda yang mau berkhidmah melayani pesantren". Ungkap sultan Abdurrahman.
Setelah kiai Abuddarda' menerima tanah itu sebagai waqaf di kampung sebaneh, tepatnya pada tahun 1784 M. kiai Abuddarda' mulai membangun lagi pemukiman santri karena seluruh santri beliau yang berada di lokasi sebelumnya ikut pindah ke lokasi pesantren yang baru itu, beliau juga memulai kembali pendidikan pesantren. Metode pendidikan yang beliau terapkan adalah mengaji kitab - kitab kuning di sebuah langger (musholla) yang di bangun oleh sang Sultan itu sebagai hadiah kepada kiai Abuddarda' kala itu, yang sampai sekarang ini langger itu masih tetap ada meskipun sudah beberapa kali mengalami renofasi.
Kiai Abuddarda' mempunyai dua orang anak putra dan putri yang bernama "Sarah dan Bushiry", bushiry berangkat ke mesir dengan biaya dari sultan Abdurrahman untuk menimba ilmu, akan tetapi beliau meninggal dunia ketika menimba ilmu di negeri Piramid itu. sedangkan Sarah menikah dengan seorang kiai bernama ABD QODIR BIN ANSHOR, Anshor tersebut adalah menantu kiai ASROR bujuk langgundih.
Setelah beliau kiai Abuddarda' perintis pertama pondok pesantren itu wafat di atas kapal laut sepulang haji dari tanah suci Makkah al Mukarromah maka pondok pesantren di asuh oleh menantu beliau kiai Abd Qodir bin Anshor.
Kepengasuhan pondok pesantren di teruskan oleh putranya kiai Abd Qodir yang bernama kiai ABD AZIZ BIN ABD QODIR setelah kiai Abd Qodir itu wafat, lama kemudian kiai Abd Aziz ini wafat, kepengasuhan pondok pesantren diganti oleh putranya yang bernama kiai THOBRONI BIN ABD AZIZ.
Sejak awal pondok pesantren ini tidak memiliki nama resmi, yaitu sejak masa kiai Abuddarda' hingga era kepengasuhan kiai Abd Aziz bin Abd Qodir, baru sa'at kiai Thobroni bin Abd Aziz memangku pesantren ini beliau berinisiatif memberi pesantren nama yang resmi, nama RAUDLATUL MUTA'ALLIMIN di ambil. Beliau berharap pesantren ini akan menjadi kebun yang indah, berkah, dan bermanfa'at bagi para penuntut ilmu sampai kelak hari kiamat.
Nama AL AZIZIYAH adalah nama masjid yang berada di kampung sebaneh di area pondok pesantren itu sendiri, pada awalnya di kampung sebaneh tidak ada masjid, namun di masa kiai Abd Aziz bin Abd Qodir beliau sowan kepada SYAICHONA MOH KHOLIL BIN ABD LATHIF untuk meminta agar supaya Syaichona membangun masjid di sana, akan tetapi Syaichona tidak mau membangun masjid di kampung sebaneh itu "saya tidak mau membangun masjid di sebaneh, tapi anda jangan khawatir karena sebentar lagi akan ada orang yang menyumbangkan seluruh hartanya untuk pembangunan masjid di sana, jawab Syaichona kepada kiai Abd Aziz bin Abd Qodir.
Selang beberapa lama datanglah seorang perempuan kaya dari "Arosbaya" yang tidak mempunyai keturunan kepada kiai Abd Aziz bin Abd Qodir menyumbangkan seluruh hartanya untuk pembangunan masjid di kampung sebaneh di area pondok pesantren itu. Di bangunlah masjid itu pada tahun 1935 M. dan pada tahun 1988 M. masjid itu di renofasi karena tidak bisa lagi menampung jama'ah yang kian banyak, baru setelah selesai di renofasi masjid itu di beri nama Al Aziziyah oleh keponakan kiai Thobroni bin Abd Aziz yaitu kiai MUHAMMAD BIN HADIRI untuk menisbatkan masjid itu kepada kiai Abd Aziz bin Abd Qodir, karena masjid itu dulu di bangun pada masa beliau.
Dan pada malam ahad jam 1 tanggal 5 shofar tahun 1408 H. yang bertepatan dengan 28 september tahun 1987 M. kiai Thobroni bin Abd Aziz wafat. kepengasuhan pondok pesantren di lanjutkan oleh putra beliau kiai ABD AZIZ BIN THOBRONI, pada era kepengasuhan kiai Abd Aziz bin Thobroni inilah nama masjid "Al Aziziyah" itu di gabungkan dengan nama pondok pesantren oleh beliau kiai Abd Aziz bin Thoroni, sejak masa itulah nama pondok pesantren sebaneh itu menjadi "RAUDLATUL MUTA'ALLIMIN AL AZIZIYAH".
Dan setelah kiai ABDULLAH KHON BIN THOBRONI adik kiai Abd Aziz bin thobroni itu "adhuko" (membangun rumah di luar lokasi pesantren) sek. 200 meter ke utara lokasi pesantren tak lama kemudian beliau kiai Abdullah Khon Thobroni juga mempunyai santri, maka atas restu dari kiai Abd Aziz Thobroni di bangunlah sebuah pondok pesantren baru yang di beri nama "RAUDLATUL MUTA'ALLIMIN AL AZIZIYAH 2" sedangkan pemukiman santri yang terletak dilokasi pertama di sebut dengan "RAUDLATUL MUTA'ALLIMIN AL AZIZIYAH 1".
Pada malam rabu tanggal 13 bulan jumadal ula tahun 1427 H. yang bertepatan dengan 29 mei tahun 2007 M. kiai Abd Aziz Thobroni wafat. tidak lama sebelum itu adiknya kiai Abd Aziz Thobroni yaitu kiai ABD QUDDUS BIN THOBRONI juga wafat, Persisnya malam sabtu tanggal 22 bulan muharrom tahun 1427 H. yang bertepatan dengan 9 februari tahun 2007 M.
Satu tahun kemudian dari wafatnya kiai Abd Aziz Thoroni yaitu pada malam rabu tanggal 1 bulan jumadal ula tahun 1427 H. yang bertepatan dengan 6 mei tahun 2008 M. kiai Muhammad bin Hadiri wafat, setelah sebelas bulan kemudian dari wafatnya kiai Muhammad bin Hadiri menantu pertama kiai Thobroni bin abd aziz kiai QOMARUDDIN A. ROFI'IY juga wafat yaitu pada malam sabtu tanggal 1 robi'ul akhir tahun 1430 H. yang bertepatan dengan 28 maret tahun 2009 M.
Sebagaimna nyai LAMYA' putri kiai Abd Aziz Thobroni wafat, sedangkan putra kiai Abd Aziz thobroni kiai MU'AFA ABD AZIZ tinggal bersama ibunya di kampung sengge'en bilaporah bangkalan.
Menantu ketiga kiai Thobroni bin Abd Aziz yaitu kiai MAKHSUS RIDHWAN suami nyai HUJJATULLAH THOBRONI telah wafat lama sebelumnya, yaitu pada hari senin tanggal 3 robi'ul akhir tahun 1422 H. yang bertepatan dengan tanggal 25 juni 2001 M.
Menantu keempat kiai thobroni bin abd aziz yaitu kiai TA'IB BIN HADIRI suami nyai HURRIYAH THOBRONI, kediaman beliau sek. 50 meter utara kediaman kiai Abdullah Khon Thobroni. kiai ABD LATHIF CHOLILY jengkebuan suami nyai KINANAH THOBRONI adalah menantu kelima bertempat tinggal di pasar kapoh bangkalan. nyai KHOLIFAH FADLY bancaran istri kiai Abdullah Khon Thobroni menantu kelima, kiai MAHRUS ABD MALIK jarangoan sampang suami nyai SYIFA' THOBRONI menantu ketujuh, nyai DURORUL A'LA DJAZULY tengginah istri alm. Kiai Abd Quddus Thobroni, menantu kedelapan, nyai ROFI'AH NURIL ISHMAH pasuruan istri kiai Saiful Qohhar Thobroni menantu kesembilan.
Kiai SAIFUL QOHHAR THOBRONI "putra bungsu" kiai Thobroni bin Abd Aziz ini telah menempati rumah barunya yang kebetulan tidak jauh dari lokasi Al Aziziyah 1 pada hari kamis tanggal 27 sya'ban tahun 1427 H. yang bertepatan dengan 23 oktober tahun 2003 M. lima tahun kemudian yaitu pada hari sabtu Tgl 29 bulan muharrom Tahun1427 H. yang bertepatan dengan 16 februari tahun 2007 M. kiai Saiful Qohhar thoroni juga mendirikan pesantren baru di kediamannya itu. setelah santri semakin banyak maka kiai Saiful Qohhar Thobroni membuka sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) untuk para santrinya yang di beri nama "AR RAUDHAH" pada hari senin tanggal 14 sya'ban tahun 1431 H. yang bertepatan dengan 26 juli tahun 2010 M.
Kiai Saiful Qohhar Thobroni juga berinisiatif memberi nama resmi untuk pesantrennya itu akan tetapi sebelum nama itu di buat seluruh AHLI DHELEM AL AZIZIYAH 1-2 pada hari sabtu tanggal 26 syawal tahun1432 H. yang bertepatan dengan 24 september tahun 2011 M. mengadakan "Rapat keluarga" di kediaman kiai Abdullah Khon Thobroni yang juga di hadiri para sesepuh alumni Al Aziziyah 1 mengenai keberada'an pondok pesantren Raudlatul Muta'allimin Al Aziziyah 1 itu sendiri, yang sejak wafatnya kiai Abd Aziz Thobroni semakin memprihatinkan dengan semakin berkurangnya santri di sana, maka di dalam rapat keluarga itu seluruh ahli dhelem meminta kesedia'an kiai Saiful Qohhar Thobroni untuk menjadi pengasuh di pondok pesantren RAUDLATUL MUTA'ALLIMIN AL AZIZIYAH 1.
Sebelum kiai Saiful Qohhar Thobroni mengiyakan apa yang di minta oleh seluruh ahli dhelem itu, beliau mengajukan salah satu dari cucu-cucu kiai thobroni bin abd aziz seperti kiai IMAM MAKHSUS, kiai LUQMAN QOMARUDDIN, kiai KHOLID MAKHSUS dan kiai ABD ROHIM TA'IB : lebih baik bukan saya yang jadi pengasuh di al aziziyah 1, sebab saya sudah memiliki santri sendiri, mari kita pilih saja salah satu dari cucu-cucunya aba saja" usul kiai Saiful Qohhar Thobroni kepada semua ahli dhelem yang ada di dalam rapat itu, tapi beliau-beliau sendiri tidak mau dan menolak usulan dari kiai Saiful Qohhar Thobroni itu, maka akhirnya di ambil "satu kesepakatan" oleh seluruh keluarga di dalam rapat yang di hadiri para alumni itu bahwa yang menjadi pengasuh pondok pesantren putra "RAUDLATUL MUTA'ALLIMIN AL AZIZIYAH 1" mulai saat ini adalah kiai Saiful Qohhar Thobroni, Menggantikan kakaknya alm. kiai Abd Aziz Thobroni. dengan "Bismillahirrohmanirrohim" kiai Saiful Qohhar Thobroni Menerima apa yang telah menjadi kesepakatan seluruh keluarga di dalam rapat itu.
Untuk mengawali "tugas kepengasuhannya" kiai Saiful Qohhar Thobroni mendirikan sebuah bangunan untuk di jadikan "kantor pondok" dan "balai pengiriman santri" persis di selatan masjid Al Aziziyah, bangunan kantor dan balai pengiriman itu mulai di bangun Pada hari senin tanggal 19 dzulqo'dah tahun 1432 H. yang bertepatan dengan 17 oktober 2011 M. pada hari itu juga beliau mendirikan gedung SMP untuk santri putri di sebelah utara kediaman beliau, beliau juga membuat peraturan-peraturan baru untuk para santri dan wali santri, Pemukiman santri yang berada di sekitar kediaman kiai Saiful Qohhar Thobroni di jadikan oleh beliau: "RAUDLATUL MUTA'ALLIMIN AL AZIZIYAH 1 DAERAH B" sedangkan Pemukiman santri yang berada di tempat asal (di sekitar masjid al aziziyah) di jadikan : "RAUDLATUL MUTA'ALLIMIN AL AZIZIYAH 1 DAERAH A". sementara pemukiman santri putri yang berada di sekitar kediaman beliau di jadikan "RAUDLATUL MUTA'ALLIMIN AL AZIZIYAH 1 BANAT 2" yang di asuh oleh beliau sendiri.
Pemukiman santri putri yang berada di tempat asal di jadikan:"RAUDLATUL MUTA'ALLIMIN AL AZIZIYAH 1 BANAT 1" di asuh oleh nyai BAIDHO' BINTI THOBRONI istri alm. Kiai Qomaruddin Rofi'iy, beliau nyai Baidho' Thobroni ini memang perintis pertama pondok pesantren putri di pesantren sebaneh, yaitu pada tahun 1968 M.
Kiai Imam Makhsus juga mempunyai santri, maka kiai Imam di suruh oleh kiai Saiful Qohhar thobroni untuk memberi nama pesantrennya dengan : "RAUDLATUL MUTA'ALLIMIN AL AZIZIYAH 3" Agar lebih tampak kebersatuan dan kekompakan masyayikh Sebaneh, karena berapun banyaknya pesantren di sebaneh ini hakikatnya adalah satu, ungkap pengasuh ke 6 al aziziyah 1 ini.
Sejak awal dari masa kiai Abuddarda' hingga masa kepengasuhan kiai Abd Aziz Thobroni cara santri belajar ilmu agama islam di pondok pesantren ini dengan memakai "sistem sorogan" dan tidak membedakan santri yang masih baru dan yang sudah lama, tapi setelah kiai Saiful Qohhar Thobroni memangku pondok pesantren ini sistem sorogan itu tetap di pakai, akan tetapi di dalam sistem tersebut oleh beliau para santri di bagi menjadi enam bagian: 1. tamhidy, 2. ula ibtida'iy, 3. tsani ibtida'iy, 4. qism mutawassith. 5. ula aaly. 6. Tsani aaly. Cara tersebut mulai di terapkan pada hari rabu tanggal 11 muharrom 1433 H. bertepatan dengan 7 desenber 2011 M. Dengan cara seperti ini kiai Saiful Qohhar Thobroni berharap semoga "kebun" itu semakin indah, semakin berkah, dan semakin bermanfa'at sampai kelak hari kiamat. Amin ya robbal alamin.
Wassalam
Pengurus Pond. Pest. RAUDLATUL MUTAALLIMIN AL AZIZIYAH 1
Sebaneh Bancaran Bangkalan Madura Jatim 69112